WANITA DI DALAM RUMAH DINAS SUAMIKU bab 2 #Wanita_di_Dalam_Rumah_Dinas_Suamiku
-Siapa Wanita di Ruang Kerja Suamiku?-
Aku baru saja terlelap subuh hari ketika terdengar seseorang membangunkanku.
Mataku terbuka. Di hadapanku tampak Mas Betara, sudah mandi dan berganti pakaian.
“Dek, Mas harus kembali ke Manado, ada panggilan mendadak dari bos yang mengharuskan Mas kembali lagi ke sana pagi ini,” ucapnya.
Sedikit terkejut aku terbangun. Kantukku hilang.
“Apa, Mas, kamu mau balik lagi sekarang? Bukannya baru semalam kamu datang?”
“Iya, maafkan, Mas. Tapi kali ini mendesak sekali.”
Ia memasukkan pakaiannya yang sudah berada dalam lemari kembali ke dalam tas.
“Mas, apa nggk bisa ditunda, kasihan anak-anak. Baru sebentar mereka bertemu denganmu. Biasanya kan tiga harian. Bukankah kamu bilang akan jarang pulang agar kita bisa menabung buat masa depan anak-anak. Tapi kalau kamu baru sebentar sudah pergi, sayang dong, Mas.”
Aku berusaha menahan emosiku yang sudah tertahan di ubun-ubun. Aku berencana menanyakan perihal siapa wanita itu pagi nanti. Entah kenapa subuh hari begini, dia sudah hendak melenggang pergi.
“Maaf, Dek. Titip anak-anak, ya.” Ia mengecup keningku dan berjalan ke luar. Di tepi jalan, taksi sudah menanti. Ia melambaikan tangannya padaku, Lalu mobil itu pergi meninggalkanku sendiri yang masih terbengong sembari menahan kesal.
Kamu semakin aneh, Mas. Untuk apa pulang kalau cuma buat numpang tidur semalam lalu pergi lagi. apakah karena wanita itu? Atau karena kamu sudah tahu pesan-pesan itu sudah kubaca?
Aku akan datang ke kotamu, Mas, seijinmu atau tidak, aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Kubuka laptop kembali. Entah kenapa sudah tershut down. Siapa yang mematikan?
Otomatis aku tak dapat mengakses pesan-pesan whatsapp suamiku lagi!
Dua hari berselang, panggilanku tak pernah Mas Betara jawab. Pesanku hanya dijawab pendek-pendek seolah enggan berkomunikasi denganku. Kuputuskan memesan tiket pesawat untuk pergi ke sana sendirian. Anak-anak bersama pengasuh dan neneknya di rumah ini, insyaa Allah aman.
Sesampainya di Manado, hari sudah gelap. Aku sudah pernah sekali dulu ke sini ketika Mas Tara pertama kali ditempatkan. Sekarang, hal pertama yang harus kulakukan adalah menuju ke ke kantor dan rumah dinas suamiku yang letaknya dibelakang gedung kantornya. Kupakai masker wajah dan mulai menyamar jadi orang lain.
Suasana maghrib membuat gedung kantor ini sedikit sepi. Bahkan security seperti tidak sedang ditempat. Kesempatan ini kugunakan untuk menyelinap masuk ke bangunan sebelah kiri, di lantai satu bagian ujung adalah ruang kantor Mas Tara. Aku tak masuk dan menemuinya. Memilih melihat aktivitasnya yang katanya hampir tiap malam lembur di kantor. Oke, will see apakah dia benar-benar lembur?
Benar, dari balik jendela kaca bertirai di ruangannya, aku melihat ia sedang duduk di depan laptop. Tapi tunggu! siapa wanita itu? Siapa wanita yang sedang duduk di depan meja kerja menemaninya itu? Apakah dia salah satu pegawai kantor? Kenapa pakaiannya begitu terbuka? Baju bagian dadanya begitu turun membuat belahan dada itu terlihat menganga menantang.
Apakah seorang pegawai kantor layak berpakaian seperti itu? Ia tampak tak mengerjakan apapun di situ. Hanya sesekali berbicara sembari menikmati camilan di hadapannya. Mas Tara terlihat memperhatikan laporan-laporan di depan laptopnya. Tak lama ia bergerak melangkah mendekati suamiku, lalu bergelendot manja di bahu suamiku. Mas Tara membelai kepalanya dan mengecup pelipis wanita itu mesra!
Ouwh, Sweet! Layaknya pasangan suami istri! Damn!
Baru jadi Kepala Cabang sebuah bank saja sudah begini tingkahmu, Mas! Enak sedikit sudah coba-coba bermain perempuan. Rela mengkhianati istri yang membantumu berjuang dari bawah, dari seorang pengangguran tak punya apa-apa. Bertahun aku menanggung beban sebagai penyangga hidup rumah tangga kita. Berjualan pakaian online yang hasilnya bahkan tak seberapa Sekarang, aku bahkan belum menikmati apa yang kamu raih, sudah kamu siram pedih di hati yang belum kunjung sembuh ini dengan air tuba yang meracun seluruh jiwaku.
Aku pulang ke hotel tempatku menginap. Bersiap melaporkan perslingkuhan suamiku kepada bos area yang membawahi suamiku bekerja. Pukul delapan pagi, aku membawa seorang bayaran untuk membuka paksa pintu rumah dinas suamiku.
Pemandangan di dalam rumah ini cukup jelas membuktikan semuanya. Sebuah sepatu wanita teronggok di depan kamar. Sebungkus softek yang masih berisi beberapa potong softek ada di laci lemari dekat kamar mandi. Kugeledah lemari yang tidak terkunci itu. Beberapa potong bra, celana dalam dan tangtop milik wanita bertengger di sana.
Ouww apakah ini artinya mereka sudah tinggal serumah? Lalu saat ini kemana wanita itu, jika tinggal di sini, kenapa ia tidak ada di rumah ini?
“Pak Madi, tolong buka paksa kamar yang terkunci ini,” pintaku.
Tanpa perlu mendobrak. Cukup dengan bermain kunci-kunci bawaan yang ia punya. Pintu terbuka.
Kugeledah kamar ini. Di dinding kamar, ada sebuah pigura. Sungguh mengejutkan, itu seperti foto sepasang pengantin. apakah mereka sudah menikah? Dadaku menjadi kian sesak mendapati pemandangan ini. Coba kutahan. Lalu melanjutkan membuka lemari. Pakaian-pakaian kerja Mas Tara yang amat kukenali. Kaos-kaos sehari-harinya yang bahkan aku masih mengingat ketika membelikannya. Lalu yang membuatku kian sesak, baju-baju wanita. Dress, kaos-kaos dan rok-rok seksi wanita.
Di sudut kamar, ada sebuah lemari kaca yang di dalamnya berisi tas-tas mahal, jam tangan, ikat pinggang bermerk! Jadi uangmu yang kamu bilang ditabung untuk masa depan anak kita, kamu gunakan untuk membayari kemewahan wanita yang mungkin sudah kamu nikahi ini, Mas?
Membuka laci-laci pada nakas dekat dipan, membuatku tak sanggup lagi melanjutkan penggeledahan. Di sana ada alat kontrasepsi, bahkan tempat sampah di bawahnya aku melihat ada alat kontrasepsi yang sehabis di pakai.
Ini sudah tak bisa dibiarkan. Kumasukkan semua bukti dan barang-barang branded yang bisa kuamankan ke dalam sebuah tas tenteng besar. Kalau kalian saja bisa jahat kepadaku. Kenapa aku tak bisa jahat kepada kalian. Semua hanya tinggal waktu saja, Mas!
Stop or next?
Akun-akun yang rajin baca karya Asa, dan rajin kasih like dan komen. Akan dapat hadiah. Dipilih random untuk dapat koin yg otomatis masuk tnp pemberitahuan.
Hadiah sebesar 150 koin utk 3 orang setiap minggunya.
So jgn segan2 beri like/love dan komen di setiap postingan karya Asa Jannati yg tmn2 baca.
Syarat lainnya, sudah follow akun Asa Jannati dan subscribe cerita yang di love komen.
Hadiah koin setiap minggu di umumkan di postingan sampul warna kuning yang step-step cara beli koin (di bab 3dst). Diumumkan di grup WA sahabat Asa jannati, status WA, history IG Asa Jannati, juga FB Asa jannati. mulai hari ini, Rabu 9 Juni 2021.
So biar tiap minggu dapat koin/berpeluang besar, banyak-banyakin komen dimana-mana di karya Asa pada akun ini. Yuk ...
Utk yg mau masuk grup WA sahabat Asa, bisa WA 082346274909. Utk yg mau update info all about cerita Asa, bisa follow fb dan IG-nya. Makasih.