#Tantangan_Facebook
.
Jutaan nama ada dalam satu ruang lingkup bernama facebook. Sebagian mempergunakannya untuk hal-hal positif, sebagian lain memanfaatkannya untuk mendapat kepuasan dalam hal negatif.
Di luar sana, ada puluhan ribu kasus yang terjadi karena aplikasi satu ini. Dari kasus ringan, kasus hukum, bahkan sampai mengakibatkan tragedi.
Dari yang hanya sekadar perang komentar, sampai berlanjut ke kepolisian. Memang setiap kasus punya awal yang berbeda, tapi alasan utamanya tetap sama.
Ego.
Kita tidak tahu se-psiko apa teman dalam daftar pertemanan facebook. Jadi, seharusnya lebih waspada dan berhati-hati.
Jika tak ingin terkena masalah besar di kemudian hari.
***
Apa yang lebih menyenangkan dari seorang introvert selain menyendiri di dalam kamar dalam waktu berjam-jam.
Sepertiku.
Ditemani cemilan dan secangkir kopi, berselancar dalam dunia maya hingga larut malam sudah menjadi rutinitas keseharian. Entah jam berapa sekarang, tapi aku tahu ini sudah lebih dari jam 12 malam.
Ada lebih dari tiga ribu teman dalam akun facebook-ku. Tentu saja tidak semua status mereka lewat di beranda. Hanya puluhan orang yang statusnya sering ku-like atau ikut kuberi komentar.
Mereka, dengan berbagai macam latar belakang. Anak sekolahan, pekerja kantoran, pegawai rendahan, pengangguran, bahkan para lanjut usia yang kadang sibuk berusaha terlihat muda dalam akun-akun bayangan.
Berbagai postingan lewat hanya ku-like kadang tanpa membaca isinya. Timbal balik, istilahnya. Di sini, sama seperti kehidupan nyata. Semakin banyak kau memberi like dan komentar, semakin banyak juga yang akan memberi hal yang sama di postinganmu. Semacam karma.
Dari status-status itu bisa terlihat jelas seperti apa kondisi jiwa orang di belakangnya. Sedang bosan, sedang cari perhatian, sedang sakit dalam tanda kutip, sedang putus asa atau sedang biasa saja.
Tidak semua status baik berasal dari pemikiran si bijak di balik akun. Tidak semua kata-kata kasar terlontar dari jari orang pemberani justru biasanya mereka para pengecut yang berkoar.
Teman akrab? Ada beberapa. Sementara yang lain hanya teman sekedarnya.
Beberapa hari ini mulai sering muncul status saling menantang antar sesama teman. Tantangan membuat puisi, membuat cerpen dari lagu, meng-upload foto sampul buku dan yang semacam itu. Sepertinya memang seru. Tapi untukku, itu kurang menarik perhatian. Sampai kemudian aku melihat ada tantangan baru di berandaku.
Tantangan pertemuan. Dengan admin cantik berbodi 'menantang'. Wow.
Hanya dalam hitungan menit, postingan berisi tantangan itu dipenuhi like dan komentar. Termasuk aku.
-Di mana, Min?
Komentarku, nyaris sama seperti pertanyaan komentator lain yang terlihat sama sekali tak mendapat tanggapan. Ah, cuma cari perhatian!
[Hei.] Tiba-tiba ada inbox masuk dari seseorang.
Cewek. Berkali lipat lebih cantik dari si mantan. Bedanya, yang ini kelihatan sudah mahir di ranjang.
[Ya?] Balasku.
[Aku salah satu admin 'Tantangan Ketemuan' yang kamu komenin tadi.] Dia membalas.
[Wow.] Tulisku. Wow, karena dia lebih memilih lewat jalur inbox daripada membalas komentar. Berarti ada hal yang tidak boleh dibaca banyak orang.
[Cuma wow? Seriusan mau ikut nggak?] Dia bertanya.
[Semua memang diinbox kek gini?] Aku balik bertanya.
[Enggak. Cuma pilih 10 orang. 5 cowok, 5 cewek. Kamu salah satunya.]
[Alasannya?]
[Kamu dan 9 orang lainnya cukup dikenal di facebook. Bagus kalo kami bisa ketemu langsung. Jadi pas acaranya dipost, bakal banyak yang tertarik.]
[Ok]
[Sekarang cuma Ok. Serius dikit kenapa, Bang?] Dia mulai sedikit bergaya manja. Khas perayu ulung.
[Kalo ikutan, bakal dapet apaan memang?] tanyaku, sambil mengisap dalam-dalam rokok di sela jari. Sementara tangan kanan terus menelusuri isi profilnya. Kebanyakan foto-foto unggahannya berpakaian minim. Dibanjiri dengan ratusan komen dan like tanpa ada satupun balasan komentar.
Dari wajahnya terlihat ada darah negara timur di sana. Hidung mancung, alis tebal, mata coklat besar, bibir sensual. Wow dua kali untuk penampilan fisiknya.
[Siapa tau dapet jodoh. Jones kan?]
Sialan. Aku menahan senyum.
[Kalo jodohnya kamu ...]
[Kenapa?]
[Mayanlah]
[Jago flirting!]
[Hmm.]
[Mau ya? Biar jonesnya nggak kelamaan. Baru putus dua bulan kemaren kan?]
[Wah, suka stalking ternyata.]
[Kan keliatan, Bang! Orang dibikin status melulu. Khas alay.]
Jah, dibilang alay!
[Acaranya apaan dulu. Kalo cuma ketemu kek semacam kopi darat, kurang menantang.]
[Cuma sebatas wawancara, nginep di hotel dan entar ada game-nya juga. Nanti akan ada foto-foto kalian yang lagi maen game. Nah, para netizen nanti akan diminta nge-vote pegang siapa.]
[Yang menang dapet apaan?]
[Hadiah berupa piagam dan uang tunai.]
Mataku menyipit.
[Bang? Setuju nggak?]
Untuk beberapa saat, aku berpikir. Lalu,
[Okelah. Kapan?]
[Asik! Gitu dong ...]
[Mana alamatnya?]
[Iya, entar dikirim.]
[Sip!]
[Oke, aku lanjut chat yang lain dulu ya?]
[Oke. Eh, tunggu. Nama kamu siapa? Masa harus panggil Mimin?]
[Dara.]
[Siap, Dara.]
Aku tersenyum. Senyum dengan berbagai pemikiran yang melintas di otak. Tentang acaranya, tentang para adminnya, dan tentang bagaimana keseruannya.
Seru? Lihat saja nanti.
.
Nxt