Video kiriman Andre
Jatah Ibuku Dan Mertua.

Bab 5

Pov Rahma 

Aku merasa lega, ibu akhirnya mengetahui semuanya, tidak ada satupun hal yang aku tutupi dari beliau.

"Lalu, apa keputusanmu Nak, apa kamu pulang kesini untuk menghindari suamimu?" duga ibuku secara langsung.

Aku mengangguk, tidak ada alasan bagiku untuk menyembunyikan hal ini lagi, mas Ferdy tega mengurangi jatah ibuku hanya demi memenuhi keinginan ibunya.

Jika dia selalu mengutamakan kepentingan ibunya, akupun berhak membahagiakan ibuku.

Mulai saat ini aku berjanji, aku tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun untuk mas Ferdy dan keluarganya, bahkan aku memutuskan untuk pindah dari sini dengan membawa serta ibu dan adikku, agar mas Ferdy tidak bisa menemukanmu.

Untuk menjalankan rencanaku, tentu saja aku membutuhkan bantuan Andre.

Baru saja aku memikirkannya, Andre pun menghubungiku, sepertinya pria itu ingin memberi kabar padaku.

"Halo?" ujarku begitu menerima panggilannya.

("Rumahmu sudah laku terjual, pembelinya berniat untuk pindah hari ini juga, tapi suamimu bersikeras bertahan disitu, dia akan pergi jika kamu bersedia menemuinya") ujar Andre dari seberang sana.

"Usir saja dia secara paksa, kamu bisa menyuruh para bodyguardmu, untuk menyeretnya keluar dari rumah itu" ujarku yang merasa geram dengan tingkah mas Ferdy.

Dia pikir dirinya itu siapa, berlagak dirinya memiliki hak atas kepemilikan rumah itu, padahal rumah itu hasil kerja kerasku selama beberapa tahun, jauh sebelum menikah dengannya.

("Kamu tidak keberatan aku melakukannya?") ujarnya lagi.

"Tidak, justru aku tidak peduli lagi dengannya")

Andre tertawa mendengar ucapanku, mungkin dia berpikir jika aku adalah istri yang tega, melihat suaminya terusir.

Siapa suruh dia bersikap curang padaku.

("Baiklah, karena aku sudah mendapat izinmu, aku akan segera melakukannya") ujarnya, lalu memutuskan hubungan secara sepihak.

Padahal aku belum selesai bicara dengannya.

"Dari siapa nak, kenapa wajahmu terlihat begitu senang?" ujar ibu mengejutkanku.

Kenapa aku lupa jika ibu sedang bersamaku saat ini?

Mumpung aku dan ibu lagi santai, ada baiknya aku utarakan niatku pada beliau sekarang juga.

"Bu, sebenarnya ada yang ingin Rahma sampaikan" ujarku membuatnya melihat kearahku.

"Apa ini ada hubungannya dengan perbuatan suamimu?" tebaknya yang langsung kuangguki.

"Benar bu, aku sudah putuskan untuk berpisah dengan mas Ferdy, bukan itu saja, bahkan aku ingin ibu dan Mitha ikut denganku, kita akan pindah dari sini bu, agar mas Ferdy tidak dapat menemuiku" ujarku membuat raut wajah ibuku langsung berubah.

"Tidak Nak, ibu tidak setuju jika kamu bercerai dengannya, kamu tahukan Allah sangat membenci yang namanya perceraian?"

"Tapi Allah tidak melarangnya bu, Rahma tidak bisa hidup dengan pria yang hanya memanfaatkan Rahma, apa ibu tega melihat Rahma seperti ini, bekerja keras demi memenuhi ambisi mereka sementara ibu dan Mitha kesusahan?" tanyaku dengan pelan.

Jujur saja, aku tidak mau melihat beliau bersedih.

"Tapi nak, apa kamu tidak takut menyandang status sebagai janda, semua warga disini akan meremehkanku, bahkan menghinamu" ujar ibu terlihat sedih.

"Bu, aku tidak peduli pandangan orang lain, yang terpenting pandangan ibu dan Mitha terhadapku, aku tidak mau dianggap sebagai anak yang tidak berbakti bu, meskipun mas Ferdy menganggapku sebagai ATM berjalannya" 

Mendengar penuturanku, ibu menarik nafasnya dalam-dalam.

"Jika itu sudah menjadi keputusanmu, baiklah, ibu mendukungmu" ujarnya sambil tersenyum.

Hatiku merasa tenang, restu ibu kudapatkan untuk berpisah dari mas Ferdy.

Namun lagi-lagi Andre mengirimiku pesan.

Sebuah video? Aku heran kenapa Andre mengirimnya padaku?
Bergegas kubuka video kiriman dari Andre, dan betapa terkejutnya aku melihat tayangan video tersebut, dimana mas Ferdy memaki dan mengeluarkan umpatan kepadaku, bahkan aku lihat ada seorang gadis berseragam SMA berdiri di sampingnya, ikut menyalahkanku, karena menjual rumah itu tanpa sepengetahuan mas Ferdy.

Bukankah gadis itu bernama Lina, putrinya bibi Dar?

Kenapa dia ikut mengumpatku?
Hingga sebuah adegan yang ditampilkan membuatku sadar, jika suamiku mas Ferdy telah berkhianat di belakangku, dia menjalin hubungan dengan gadis berseragam itu.

"Mas, kamu jangan diam saja, tuntut istrimu untuk membagi hasil penjualan rumah, uangnya bisa kita simpan untuk modal pernikahan kita" ujarnya membuat terbelalak.

Menikah? Jadi mas Ferdy ada niat untuk menikah dengan gadis itu?

"Benar nak, bukankah kamu sudah berjanji pada ibu, untuk membahagiakan Lina, dia ini putri ibu satu-satunya" kini bibi Dar yang berbicara.

"Tapi Ferdy tidak tahu keberadaan Rahma, bu, bagaimana ingin menuntutnya?" ujarnya dengan wajah lesu.

"A-pa mas, kamu tidak tahu keberadaan mbak Rahma, lalu jatah bulanan untukku bagaimana, ingat ya mas, kamu sudah janji memenuhi keinginanku" ujarnya yang mulai terlihat kesal.

Mas Ferdy menggusar rambutnya dengan kasar, lalu berteriak frustasi, hingga umpatan kasar itu keluar dari mulutnya.

"Dasar wanita kampung tidak berguna, sudah untung aku menikahinya, malah seenaknya saja menghilang begitu saja!" umpatnya yang membuatku tersadar.

Jika selama ini mas Ferdy tidak pernah mencintaiku.

Keterlaluan kamu mas, ternyata kamu menikahiku karena memiliki tujuan, lihat saja nanti, apa yang bisa aku lakukan untuk membalas perbuatanmu.

Tayangan video itu selesai, aku segera menghubungi Andre, kali ini aku membutuhkan bantuannya untuk memberi pelajaran pada lelaki benalu itu beserta keluarganya.

("Ya Rahma, apa kamu baik-baik  saja?") ujarnya terdengar cemas.

("Bukan masalah bagiku, hanya saja aku ingin meminta bantuanmu")

("Katakan saja, tidak perlu sungkan")

("Aku ingin mobil yang baru dibeli mas Ferdy dan ibunya, kamu urus menjadi milikku, apa kamu bisa?") ujarku.

Aku takkan rela, hasil keringatku digunakan oleh keluarga tidak tahu diri seperti mereka, biarlah aku yang melunasi mobil itu, yang terpenting bisa mempermalukan mereka dihadapan umum.