PENGEN ANAK LAKI-LAKI ganti judul ya jadi ISTRIKU LAKI-LAKI
Part 6
Sebelum Anisa keluar kamar dan memarahiku lagi karena ketahuan bohong. Lebih baik aku masuk ke wc lagi aja. Biarlah tidur di wc. Asalkan enggak denger suara panci rombeng lagi.
Untung saja wc yang berada di dapur menggunakan closet duduk bukan closet jongkok, jadi aman.
Wc dirumahku ada 2, yang satu di dalam kamar menggunakan wc jongkok, ya karena aku nggak kerasan kalo pake wc duduk. Dan satu lagi di dapur menggunakan wc duduk, sebelumnya juga menggunakan wc jongkok, tapi karena usulan Anisa maka dirubahlah jadi wc duduk.
Dor dor dor
Itu bukan suara tembakan tetapi suara pintu wc yang digedor-gedor orang.
"Woy! Siapa sih! Gedor-gedor pintu orang sembarangan, emangnya kalo ntu pintu rusak mau gantiin." Teriakku dari dalam wc.
"Mas! Keluar kamu! Kalo kamu nggak keluar dalam hitungan ketiga. Aku bakal dobrak nih pintu." Astaga itu ternyata suara Anisa.
"Satu ... " Anisa mulai menghitung.
"Dua ..." Astaga sudah sampai dua. Aku harus gimana nih. Kalau pintunya didobrak kan sayang.
"Ti ..." Belum sampai Anisa mengucap kata tiga, aku buru-buru keluar.
"Hehe dek."
Wajah Anisa sudah seperti cabe merah keriting. Ditambah lagi ada tanduk di atas kepalanya. Eh bukan! Itu ternyata bando berbentuk dua tanduk devil.
"Kamu tuh apa-apaan sih mas, ngunciin aku diluar. Sekarang malah kamu tidur di WC. Aneh kamu itu mas, kaya ngehindar gitu dari aku. Ngomong! Ada apa!" Anisa nyerocos tanpa henti dengan menjewer telingaku dan menarikku masuk ke dalam kamar.
Mengingat kejadian semalam saat aku melihat jakunnya. Aku reflek bergidik ngeri. Jangan-jangan benar kalo Anisa itu laki-laki. Hiiihh
"Eh eh kamu kenapa kaya gitu? Mau pipis? Udah sana ah kalo mau pipis. Daripada ngompol dicelana, ntar malah aku juga yang repot buat nyucinya." Lahh malah dia mengira aku mau pipis gara-gara aku bergidik.
"Eh enggak kok, aku cuma kedinginan aja gara-gara tidur di wc semalem."
"Makanya siapa suruh tidur di wc, lha wong punya kamar kok tidurnya malah di wc."
"Aku ketiduran dek." Alibi ku.
"Jadi kamu tidur sambil pup gitu?" Tanya Anisa dengan memasang wajah jijik.
"Ya enggak dong dek. Aku emang sengaja tidur di wc soalnya aku engga tahan denger kamu ngomel mulu kaya panci rombeng. Ehh." Jawabku keceplosan. Duuuhhh nih mulut kenapa nggak bisa direm sih. Bakalan perang lagi deh.
"Bilang apa kamu mas?! Suaraku kaya panci rombeng!!" Anisa memasang wajah garangnya ditambah bando tanduk yang sedari tadi melekat dikepalanya menambah kesan menyeramkan.
"Umm anu enggak dek, udah ah Mas mau mandi dulu, ntar malah telat berangkat kerja." Bergegas aku menyambar handuk dan berlari ke kamar mandi.
Setelah rapi, aku berjalan menuju meja makan. Anisa sudah disana sedang menyiapkan sarapan. Hanya saja kali ini dia tampak diam saja dan cuek. Aku tau dia masih marah karena ucapanku yang mengatakan suaranya seperti kaleng rombeng ketika ngomel.
"Dek, aku minta maaf ya soal kejadian semalem dan juga tadi." Aku mencoba mencairkan suasana.
"Hmm." Segitu marahkah dia hingga hanya menjawab tanpa membuka mulutnya.
Huuuftt, aku menghembuskan nafas perlahan, bukan terakhir lho ya. Susah memang kalo wanita udah marah. Awet kaya cicilan bank.
Daripada berlama-lama melewati suasana yang mencekam ini, lebih baik aku berangkat ke kantor.
Disela-sela waktu luangku, aku membuka rekaman cctv melalui ponselku untuk mengetahui aktifas Anisa selama aku kerja. Tak ada yang aneh, pikirku. Anisa melakukan tugasnya sebagai istri, nyapu, ngepel bersih-bersih rumah.
Hingga akhirnya aku terkaget-kaget melihat istriku yang sedang mengoleskan sesuatu ke sekitar rambutnya dan tiba-tiba rambutnya terlepas dari kepala. Seketika kepalaku pusing, pandanganku tiba-tiba gelap dan ...
Bruk.
Wah ternyata Anisa selama ini menggunakan wig ya, duhh nih si Hengky ini gimana sih punya istri laki-laki kok sampe nggak nyadar. Ada yang gregetan nggak ya sama si Hengky ini.