BAB 5 (Part 3)
BANGUN CINTA

Dalam setiap doanya Rummi tak luput dari memohon agar diberi petunjuk oleh-Nya. Hati remaja yang pertama kali mengenal cinta itu tak bisa dibohongi kalau yang dia rasakan sangat dalam. Tapi hati kecilnya, batin yang menjadi penunggu jiwa itu tetap bergejolak mengatakan ini bukanlah jalan yang tepat. Apalah daya, kekuatan iman tak begitu kuat menolak gejolak yang bersarang di dalam kalbu hingga  pasrah menunggu semesta bekerja menjawab lantunan yang ia langit-langitkan.

Suatu hari Azbar dan teman satu angkatannya mengikuti rentetan ujian kelulusan sekolah. Berbagai macam ujian mulai dari Try Out, ujian simulasi, ujian pengayaan dan sebagainya dilalukan dalam beberapa bulan sebagai latihan sebelum Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah. Bram, salah satu sahabat Azbar mendatangi Rummi saat jam istirahat. Rummi yang sedang bersantai dengan teman-temannya usai memimpin rapat organisasi di pendopo sekolah dihampirinya. Bram menyampaikan jika sahabatnya itu telah menghianati Rummi.
Kecerdasan yang dimiliki Rummi tentu tidak langsung percaya, dia hanya mengangguk dan ber-terimakasih karena Bram telah menyampaikan padanya. Kebimbangan hadir dalam diri harus percaya atau tidak, Rummi terua mencari tahu dan tetap berusaha mempercai Azbar lebih dari siapa pun. Menurut Rummi tidak seharusnya Bram menyampaikan itu padanya. Mungkin karena mereka sedang ada masalah makanya dia sampai mengatakan itu, hanya itu yang terus diulang ulang Rummi pada pikirannya. 

Beberapa hari setelah itu, salah seorang teman kelas yang sekaligus sahabat Rummi mengaku kalau dia diteror Azbar. Azbar menginginkan PIN BBM serta informasi tentang seorang perempuan. Perempuan itu bernama Ochi yang kebetulan kakak kelas sahabat Rummi, kakak kelasnya Zarra saat SMP. Azbar berkali kali menghampiri dan mengirim peasan pada Zarra agar diberi tahu yang ia inginkan. Akan tetapi hingga saat itu pun Zarra tidak mau memberi tahu tentang Ochi, ia sangat paham jika Rummi tidak akan suka ia memberi tahu hal itu kepada Azbar. 
Rummi terdiam, membisu kehabisan kata-kata. Dia sangat kenal sahabatnya, Zara tidak mungkin berbohong atau menfitnah Azbar. Rummi bohong jika dia tidak kecewa, rasanya begitu sakit dan sesak ulu hatinya. Tak bisa untuk menahan beban di hati, Rummi menangis di pelukan sahabatnya. Zarra berusaha menenangkan dan memberi Rummi semangat agar jangan terlalu bersedih hati karena lelaki yang belum jadi siapa siapa Rummi.