BAB 5 (Part 1)
BANGUN CINTA

Hi readers, agar terasa lebih dekat kita akan gunakan panggilan “lovers” bagi para pembaca dan “writers” bagi penulis. Kenapa writers bukan writer? Karena yang penulis tulis adalah pengalaman pribadi penulis dan beberapa orang yang penulis kenal yang menurut penulis mereka tidak menjalankan cintanya hanya seperti air mengalir melainkan merawat dan menjaga hubungan mereka agar menjadi pertner terbaik untuk pasangannya. Kemudian tulisan ini juga rangkuman dari beberapa buku dan internet, review beberapa akun sosial media juga chanel YouTube yang dikelola oleh psikolog, dr. jiwa, dan beberapa love coach yang sudah berpengalaman dan dipercaya sebagai sumber informasi seputar kehidupan romansa. 

Ada sebuah cerita menarik tentang kisah cinta seorang remaja yang bernama Rummi (bukan nama sebenarnya) dengan kakak kelasnya yang bernama Azbar (bukan nama sebenarnya). Writers akan menceritakan kisah mereka pada sebuah cerbung atau cerita bersabung, berikut kisahnya 


JAWABAN YANG DILANGITKAN RUMMI

         Seorang remaja perempuan yang semangat dan selalu ceria serta dikenal cerdas oleh teman-temannya. Rummi, begitu banyak orang memanggilnya. Ia hidup di keluarga yang berekonomi cukup dan sangat mementingkan pendidikan. Wajar saja karna ayah dan ibu Rummi berprofesi guru sehingga apapun urusannya yang terpenting adalah pendidikan, nilai keagamaan, sosial, sopan santun serta adat istiadat yang melekat.
Rummi sedari kecil selalu mengikuti berbagai kegiatan seperti bimbingan pelajaran sekolah, belajar mengaji, berlatih pidato, dan kegiatan lainnya yang dapat mengembangkan skill juga kemampuannya. Setelah lulus dari salah satu pesantren modern yang cukup ternama di daerahnya, Rummi melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliah Negeri. 
Suasana di sekolah baru tentu menjadi hal yang benar-benar baru bagi Rummi. Di sekolah sebelumnya ia jarang sekali bertemu dengan laki-laki. Siswa perempuan dan laki-laki sekolahnya berada di bagian kompleks sekolah yang berbeda juga tidak boleh saling masuk ke kawasan masing masing. Bukan dibeda bedakan, tapi begitulah sistem sekolahnya yang menjaga hijab antara laki laki dan perempuan. 
        Rummi tetap aktif melakukan berbagai kegiatan organisasi, ekstrakulikuler dan tidak jarang ia menjadi utusan sekolah untuk berbagai cabang lomba. Seiring berjalannya waktu dan tuntutan organisasi mengharuskan Rummi bekerjasama hingga dekat dengan salah satu kakak kelasnya yang bernama Azbar.