BANGUN CINTA
Kenapa bangun cinta? Bukannya jatuh cinta?
Pada salah satu postingan instagram @kedaicintakamu yang dikelola oleh beberapa dokter dan psikolog dijelaskan bahwa istilah jatuh cinta lahir karna banyaknya kasus percintaan yang berujung menjatuhkan air mata. Banyak orang yang berekspetasi terlalu tinggi terhadap pasangannnya lalu saat tak sesuai ia menjadi sangat kecewa. Karena belum mengenal pasangan dengan baik seseorang cendrung berfikir atau berharap tinggi. Ketika keadaan nyata tidak seseuai dengan ekspetasi yang ia buat sendiri maka seseorang akan jatuh dalam harapah yang ia bengun sendiri. Dalam keadaan ini akan muncul rasa kecewa terhadap pasangan dan seseorang cendrung akan menyalahkan oranglain, padahal ia yang terlalu banyak berharap sedangkan sifat asli pasangan biasanya akan muncul setelah beberapa waktu. Keadaan yang kadang sulit diterima ini juga tak jarang hingga membuat orang tersebut putus asa dan berjatuhanlah air mata. Satu, dua, tiga kasus serupa hingga banyak orang mengalami hal yang sama hingga akhirnya kata cinta sering digandengkan dengan kata jatuh, menjadi “jatuh cinta”.
Perasaan senang, kagum boleh saja tapi untuk cinta hingga memutuskan memilih seseorang menjadi kekasih harus dengan pertimbangan. Seseorang yang mengenal dirinya akan paham kebutuhan dirinya sehingga tahu tipe pasangan seperti apa yang tepat untuk dijadikan kekasih. Kemudian juga akan tahu partisipasi apa atau bagian mana pasangan yang harus ia sokong pasangannya. Biasanya seseorang yang dapat mengerti pasangannya dengan baik akan membuat orang dicintainya menyerahkan sebagian dirinya untuk diurus dan dihendel oleh orang kepercayaannya. Misalnya keuangan, kerapian dan penataan, memilih barang yang ingin dibeli hingga keputusan besar pun ia akan melibatkan pasangannya.
Sama halnya hubungan kekasih, dengan orang lain baik berteman, sahabat, teman bisnis apalagi dengan keluarga tentu butuh pertanggung jawaban yang luas pula. Orang yang mencintai akan menerima sikap baik dan menyukai segala kelebihan, maka juga harus berbarengan dengan mau belajar untuk menerima sikap buruk juga dengan segala kekurangannya. Bukan kah kita ingin diperlakukan seperti itu oleh orang lain terutama pasangan kita? Tentu saja. Maka jika tak ingin merasakan kecewa jangan pasang ekspetasi yang tinggi terhadap pasangan. Tapi bukan berarti tidak menginginkan perubahan pasangan agar terus berkembang, melainkan saling mendukung dan menyemangati tujuan masing masing sambil berjalan ke tujuan bersama.