Tips Mendisiplinkan Anak, Apakah Harus Marah?
"Kalau kita memarahi anak itu, efeknya bisa dua ke anak-anak. Pertama secara fisik, kedua secara psikis. Kalau secara fisik mempengaruhi otaknya dia, kalau secara psikis itu anaknya bisa jadi anak yang selalu ketakutan, karena dia takut salah, takut dimarahi. Anaknya jadi ragu-ragu, tidak percaya, itu efek-efeknya" Dian Ibung

Menjadi orang tua, mesti akan sangat merepotkan jika memiliki tipe anak yang bandel ataupun susah diatur. Kita harus ekstra sabar, juga harus pinter-pinter dalam mendisiplinkan anak. Kalau sampai salah cara, misalnya selalu memarahi anak dan tidak memberikan ia kesempatan untuk menjelaskan, maka akan bisa membuat anak menjadi takut, khawatir, dan bisa mengganggu psikis anak.

Di lain sisi, seringkali orang tua menganggap kenakalan anak sebagai suatu hal yang berlebihan. Sehingga apapun yang dilakukan anak, menjadi serba salah. Sebagai orang tua, seharusnya kita bisa lebih menjadi bijaksana, menjadi lebih mengerti terhadap anak. Karna di usianya, anak memang belum memiliki emosi yang stabil, anak masih susah untuk diajak komunikasi. Maka harus ada kekonsistenan dalam mengingatkan dan mendidik anak. Dan untuk mendisiplinkan anak, tidak selalu harus memarahi dan membentak anak.

Dampak memarahi anak menurut Dian Ibung, akan memengaruhi otak anak. Saat memarahi anak, itu akan keluar hormon kortisol. Hormon ini itu kerjanya memutuskan neuron-neuron. Sementara neuron ini terjadi ketika ia belajar. Si hormon ini juga bisa mempercepat kematian sel-sel itu, jadi sayang banget.

Bagaimana jika sudah terlanjur memarahi anak? Untuk itu, sebaiknya orang tua banyak ngobrol dengan anaknya, sentuhan fisik juga perlu. Pokoknya pastikan bahwa si anak ini walaupun dimarahi dia tahu bahwa dia disayang dan diperdulikan, itu penting. Kemudian juga kalau memarahi anak, sebaiknya tidak merembet ke hal-hal lain. Jadi misalkan yang dimasalahkan satu hal, ya satu hal itu saja yang dibahas pada saat itu, jangan dulu dibawa-bawa. Kemudian berikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan dan sesuai umurnya.

Bagaimana tetap tegas saat mendisiplinkan anak? Yang pertama harus konsisten, misalnya kalau kamu melakukan A maka konsekuensinya akan B. Kemudian kalau itu berjalan, nggak perlu marah, tinggal dikasih tahu saja, tambah Dian ibung.

Jadi sudah jelas ya, dalam mendisiplinkan anak, kita hanya perlu buat aturan yang jelas. Selain itu juga harus ada sikap konsisten dalam diri kita. Tidak selalu harus memarahi anak.