Memahami "Baffling" pada Anak, yuk simak!
"Memahami anak sebagai sosok individu yang unik, bukanlah hal yang mudah. Orangtua seringkali dibuat kesal dengan perilaku anak yang menjengkelkan. Namun hal yang perlu kita garisbawahi adalah, mereka masih "anak-anak."

Di lain sisi, perkembangan otak anak berjalan seiring dengan bertambahnya usia. Kita nggak bisa memaksakan kehendak anak harus sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita nggak bisa membuat anak mengerti dengan semua kemauan kita, namun sebaliknya kitalah yang harus mengerti dan memahami apa yang mereka mau dan inginkan.

Jalan pikiran anak-anak laksana satu bundel impuls kontradiksi. Orang dewasa pun juga, kadang-kadang. Masih ingat saat kita berkata, "Aku tidak begitu lapar buat makan ini." Sementara tangan kita asyik mencomot makanan lain dan... memasukkannya ke mulut, lucu bukan? 

Tetapi kenapa ya, anak-anak lebih sering mengatakan yang sebaliknya bukan hanya dari apa yang mereka maksud, tetapi juga dari apa yang sebenarnya mereka inginkan atau butuhkan? Kenapa hayo... 

Perilaku paradoksalitas pada anak sering terjadi karena perasaan seorang anak seringkali konflik dengan apa yang sebenarnya dia butuhkan, tetapi dia belum belajar bagaimana cara mengekspresikan apa yang sebenarnya dia inginkan atau butuhkan tersebut.

Tugas orang tualah yang harus mencari tahu apa yang mereka rasakan dan perlukan, guna membantu anak agar dapat mengungkapkanya dengan benar.

Berikut langkah-langkah orangtua dalam memahami baffling pada anak:

  • Mereka Lelah, Tapi Tidak Mau Menyerah
Misalnya saat anak asyik bermain ke game station, toko mainan, atau mall. "Lima menit lagi ya," begitu biasa mereka memohon. Bahkan, boleh jadi itu permintaan "5 menit" yang kesekian kalinya. Dan mereka pun akan marah jika kita paksa untuk meninggalkan tempat itu, dan itu adalah hal yang wajar. 
  • Mereka Lapar, Tapi Tidak Mau Makan
Meskipun kenyataannya begitu, mereka tidak akan berkata, "Wah mom, aku lagi asyik nonton nih, pengin liat endingnya kayak gimana." Melainkan, "Makan apa? Ayam! Aku gak doyan ayam!"

Tentu saja ucapannya tidak benar, tetapi biasanya kita tergoda untuk mengingatkannya kembali bahwa dia sudah sering makan dengan lauk ayam, dan doyan pula! Sejatinya cukup kita arahkan ke jam dinding dan katakan, "Sekarang sudah saatnya makan malam!".
  • Mereka Ogah Bergabung, Padahal Sebetulnya Mau Benar untuk Ikut
Misal:
  1. bayi dapat rewel saat dipegang oleh pihak lain selain ibu atau ayahnya
  2. Anak prasekolah yang ogah bergabung saat tertinggal suatu permainan oleh kawan-kawannya
Sebetulnya anak ingin ikut, namun ogah bergabung.
  • Tidak Tahu Harus Bilang Apa
Misal, saat dia ingin berhenti bermain, dia dapat berkata: "Udahan dulu ya, aku capek!".

Memang benar, dapat saja tindakan tersebut akan terasa canggung. Meninggalkan kawan menunggu di ruang bermain, sementara anak kita menghilang ke kamarnya.