Bermain Seraya Belajar? Wuih, bisa banget dong!
Halo smart parent... sudah pernah dengar istilah belajar seraya bermain, kan? Smart parent yang saya hormati, saya rasa istilah belajar seraya bermain sebagaimana judul yang saya tulis di atas, sudah tidak asing lagi di telinga kita bersama. Dan mungkin banyak dari smart parent yang sudah terbiasa menerapkan konsep belajar seraya bermain ini.

Menurut pakar ahli di bidang parenting, usia anak - anak memang tak bisa dipisahkan dari dunia bermainnya. Bermain adalah kegiatan wajib saat masih usia anak - anak. Oleh sebab itu, kita sebagai orang tua sebisa mungkin harus mampu melebur dalam dunia si anak. Salah satu caranya ialah dengan bermain. Ya, mengajak anak bermain atau bermain dengan anak.

Bermain menurut Piaget (1951), merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Sedangkan menurut pendapat Elizabeth Hurlock (1987), bermain merupakan setiap kegiatan yang dilakukan dengan kesenangan tanpa memikirkan hasil akhir. Pada definisi umumnya, dalam term psikologi, didefinisikan oleh Joan Freeman dan Utami Munandar (1991) bahwa bermain adalah suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh baik segi fisik, moral, intelektual, sosial dan emosional.

Menurut KBBI, bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat tertentu atau tidak) yang bersifat spontan, fleksibel, dan sukarela.

Dalam hal ini, yang dimaksud spontan adalah tidak terencana atau tersusun, fleksibel yakni lentur atau tidak terikat dengan aturan tertentu dan dapat berubah sesuai dengan imaji masing-masing, serta sukarela yang berarti tanpa adanya paksaan dari siapapun. Alat atau media yang digunakan dalam bermain disebut permainan. Sedangkan definisi dari belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar seraya bermain merupakan aktivitas pembelajaran yang dikonsep atau didesain dengan suatu permainan. Nah, belajar seraya bermain ini sifatnya cenderung indoor (di dalam ruangan). Contoh dari belajar seraya bermain yakni telah banyak dilakukan ketika Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) di kelas taman kanak-kanak. Misalkan ketika guru ingin mengenalkan macam-macam buah kepada anak, guru menyuruh setiap anak untuk maju ke depan dan memilih gambar buah - buahan yang ditempel di papan tulis. Lalu si anak diberikan kesempatan untuk menjelaskan gambar buah yang di pilih. Nah lho, apakah memilih gambar termasuk kegiatan bermain?

Heem dong, kegiatan memilih gambar termasuk dalam kegiatan bermain. Sesuai dengan apa yang sudah saya paparkan di atas, semua hal yang dilakukan dengan senang hati, spontan, fleksibel, dan sukarela adalah bermain.