"Padahal kan kita adalah orangtuanya, kalau misalnya kita tidak mengerti dia, siapa lagi gitu yang ngertiin dia." Eleonora Lily, S. PsiKita masih sering mensalah artikan emosi sebagai perasaan marah yang muncul terhadap diri seseorang. Dan menganggap emosi adalah hal negatif yang terdapat dalam diri seseorang. Padahal emosi tidak melulu hanya tentang perasaan amarah saja, melainkan perasaan gembira, sedih, takut, dan lain sebagainya yang ada dalam diri seseorang itu sendiri.
Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau suatu kejadian tertentu. Seperti misalnya saat diperlakukan dengan tidak baik oleh seseorang, maka emosi amarahlah yang muncul. Atau sebaliknya ketika diperlakukan dengan baik oleh seseorang, maka emosi gembiralah yang muncul.
Kemudian sebelum masuk pada bagaimana memahami emosi anak. Penting terlebih dahulu kita memahami kalau anak memang belum memiliki emosi yang stabil. Mereka masih sangat labil sebagai individu. Maka sangat perlu adanya pengertian dari orang tua. Jangan sampai kita terpancing emosi saat anak sedang dalam keadaan emosi. Kita harus mengerti itu.
Agar bisa memahami emosi anak dengan baik, ada 4 tips yang diberikan oleh Eleonora sebagai berikut:
- Mendengarkan Dengan Empati
Kita terima perasaan dia apa. Anaknya lagi teriak-teriak yang kita lakukan pertama kali adalah yuk kita be mindfull dulu sebagai parents, kita diam dulu, kita dengarkan dengan baik-baik, ini anak lagi merasakan apa ya, sedih, kecewa, kesal, atau apa gitu. Jadi diam di sini itu penting, agar kita bisa benar-benar bisa tau apa yang sebenarnya dirasakan oleh anak.Kita respon dengan menerima perasaannya dia, bukannya kita neglect perasaannya dia. Kita respon apapun itu emosinya. Kita respon dengan baik dan penuh kasih sayang.Kita kasih nama perasaannya itu apa sih, kadang-kadang anak itu suka tidak tahu nama emosinya itu apa sih. Orang tua itu juga alangkah baiknya kalau misalnya bisa kasih nama ke emosinya, bilangnya "oh, kamu itu lagi sedih ya? Kamu lagi kecewa ya? Jadi lain kali kalau dia tahu dia lagi sedih. Atau misalnya dia lagi kecewa, dia tahu apa yang harus dia lakukan. Dan jangan takut salah kasih nama. Karena itu adalah salah satu komunikasi yang kita bisa bangun juga ke anak.Yang paling harus benar-benar kita lakukan adalah kita menerima apapun emosi anak. Emosi yang sedang anak rasakan. Karena dengan begitu walaupun sesimpel kita melihat dia cuma misalnya sedih atau marah. Tapi yang dia rasakan mungkin bisa jauh lebih daripada itu. Mungkin yang dia rasakan adalah ditolak misalnya. Atau "kok emak gue nggak ngertiin gua banget, ya," padahal kan kita adalah orangtua, kalau misalnya kita tidak mengerti dia, siapa lagi gitu yang ngertiin dia.