Smart Parent yang saya hormati ... anak kita yang baru berusia 3 tahun mulai punya kebiasaan berbohong. Sebagai orangtua, apa upaya yang harus kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut?
Pertama-tama pastikan bahwa apa yang ia katakan itu memang benar-benar sebuah "kebohongan". Karena seringkali yang anak ceritakan adalah "fantasi"-nya, dan bukan sedang berbohong atau berbicara tidak benar. Anak belum bisa membedakan mana fantasi mana realita. Namun jangan khawatir, sebab, dilansir dari
Healthline, kebohongan yang dilakukan anak bahkan dianggap sebagai tanda kecerdasan dan kreativitas. Pada anak prasekolah, berbohong tidak sama dengan berfantasi. Bagaimana pun, kita harus menghargai fantasi anak kita.
Tetapi, saat anak kita menumpahkan segelas air di atas karpet dan menyalahkan itu pada kucing, maka itu benar-benar bohong. Seperti kebanyakan anak, dia mulai coba mendistorsi fakta karena dia tahu telah melakukan sesuatu yang salah dan dia takut dihukum.
"Jika Anda melihat komponen yang diperlukan untuk semua kebohongan yang paling sederhana, mereka menunjukkan sejumlah perkembangan sosial, neurologis, intelektual, dan emosional," ungkap Lawrence Kutner, Ph. D., psikolog, dan penulis enam buku tentang perkembangan anak dikutip dari
Healthline.Psikolog Klinis di Child Mind Institute Mattew Rouse, Ph. D., dalam sebuah artikel mengatakan, para orangtua dan pengasuh harus dapat memahami alasan di balik kebohongan yang dilakukan si kecil. Apabila orangtua dan pengasuh bersiap menghadapi kebohongan tersebut, maka tidak akan ada kesulitan untuk mengorek kebenaran.
Matthew menyebutkan alasan-alasan kenapa si kecil memilih untuk berbohong, seperti berikut ini:
- Menguji perilaku baru
- Untuk meningkatkan harga diri dan mendapatkan persetujuan
- Untuk mendapatkan fokus dari diri mereka sendiri
- Berbicara sebelum mereka berfikir
- White Lies atau kebohongan yang bisa ditoleransi
Kemudian bagaimana upaya kita sebagai orangtua menghentikan kebiasaan buruk tersebut? Berikut langkah-langkah yang dapat kita lakukan:
- Jika kita menghapus konsekuensi-konsekuensi atas suatu kesalahan, anak-anak akan lebih mudah untuk "jujur". Misalnya: "Apa pun yang kamu lakukan, Mama atau Papa berjanji tidak akan marah selama kamu mengatakan yang sebenarnya."
- Pastikan dia tahu bahwa berbohong itu salah. Katakan padanya berbohong itu dapat menyakiti atau membuat sedih oranglain. Kebohongan membuat teman tidak percaya pada kita.
- Kita dapat menanamkan nilai-nilai kejujuran diawali dengan mengajarkan sikap empati pada orang lain.
Sumber:
tirto.id
Andri Priyatna. 2001. Hard Parenting Kiat Menghadapi Perilaku Anak Yang Keluar Jalur (untuk anak usia bayi hingga sekolah). Jakarta:Gramedia.