4 Tips Memilih Tayangan Kartun Anak
Halo smart parent... kali ini kita akan membahas soal tayangan kartun anak ya, tayangan yang identik menjadi alternatif beberapa orangtua dalam membantu si kecil mempelajari hal-hal baru. Meskipun kebanyakan kartun dibuat untuk anak, tapi nggak semua tayangan-tayangannya mendidik loh. Sebagai orangtua, kita mesti bisa selektif dalam memilihkan tayangan yang pas buat anak, agar tidak membawa pengaruh buruk untuk perkembangan si kecil.

Sebelum memilih tayangan yang tepat untuk si kecil, yuk simak 4 tips yang perlu orangtua ketahui:

  • Pilih Tayangan Kartun Sesuai Anak
Mungkin belum banyak orangtua yang menyadari jika tayangan kartun anak punya beragam jenis yang berbeda satu sama lain. Berangkat dari hal tersebut, perlu rasanya memilih tayangan kartun yang sesuai dengan tahap usia anak.

Untuk anak berusia 0-2, secara teori mereka belum boleh terpapar screen time sehingga menonton sebetulnya tidak dianjurkan. Oleh karena itu, pada usia 0-2 tahun sebaiknya untuk menghibur anak, orangtua menggunakan opsi lain seperti bermain sensori atau bermain bebas.

Sementara anak yang berusia 2-4 tahun, meskipun sebenarnya anak belum boleh memiliki jam menonton terlalu banyak, tontonan sederhana yang interaktif dapat dikenalkan kepada mereka. Biarkan si kecil ikut menari bersama tokoh kartun yang ia tonton. Selain menjadi hiburan, tontonan yang sifatnya interaktif bisa membantu mengembangkan keterampilan anak.

Untuk usia 2-4 tahun sebaiknya waktu menonton tidak lebih dari 30-60 menit dalam sehari dan bisa bertambah seiring usia hingga maksimal 2 jam sehari ya.
  • Pilih Waktu Menonton Yang Tepat
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), durasi waktu ideal menonton tayangan televisi bagi anak berusia 2 tahun harus kurang dari 1 jam. Sementara untuk anak di atas 2 tahun, durasi waktu yang ideal adalah 2 jam per hari. Jika durasi menonton sudah melebihi aturan ini, maka sebaiknya segera dikurangi ya, agar tidak berdampak buruk bagi anak. 
  • Konten Kartun Anak
Konten kekerasan. Tidak bisa dipungkiri beberapa tayangan kartun anak menampilkan unsur konflik untuk membuat alur cerita menjadi lebih menarik. Konflik yang dibuat menampilkan adegan tokoh yang saling berkelahi satu sama lain dan menunjukkan aksi kekerasan secara implisit maupun ekplisit. 

Mungkin tayangan seperti ini tetap akan membuat anak Anda tertawa, namun bisa jadi akan membawa dampak buruk bagi emosional anak. Anak akan meniru adegan yang ditampilkan pada tayangan kartun yang ia lihat. Anak bisa jadi akan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Konten Sara dan berbau seksual. Terakhir, tontonan anak ternyata juga tak luput berpotensi mengandung konten sara dan yang berbau seksual. Meskipun tidak menyebutkan ras tertentu, namun bisa saja memojokkan golongan tertentu.

Beberapa pertimbangan di atas lah yang menjadi pedoman bagi setiap orantua dalam memilih tayangan kartun yang tepat untuk si kecil. Jangan sampai alih-alih memberikan anak hiburan, tapi malah akan membawa dampak buruk bagi anak.