"Sebetulnya sebagai user (pengguna), juga sambil belajar nih, karna kita dituntut buat praktek sama-sama dengan anak, dan jadi teladan yang baik" Najelaa Shihab
Menurut Najelaa Shihab, kita sebagai user (pengguna) gawai, bisa sambil belajar bagaimana menggunakan gawai sebagai alat komunikasi digital dengan baik, karna kita dituntut buat praktek sama-sama dengan anak, dan menjadi teladan yang baik bagi mereka. Anak juga perlu diperkenalkan dengan teknologi, namun juga harus tetap dengan protokol pengawasan dari orang tua. Jangan sampai orang tua memberikan gawai tanpa adanya pendampingan.
Elaa menambahkan, padahal sebetulnya dalam pengasuhan itu tidak ada kata "terlanjur", karna komunikasi dengan anak itu sepanjang saat sebetulnya, setiap hari. Kalaupun ada sesuatu yang salah yang kita lakukan sebagai orang tua atau sesuatu yang mau kita perbaiki, selalu ada kesempatan berikutnya. Kalau hari ini terlanjur, bisa nggak terlanjur kok!. Cuman dalam perihal disiplin, kita seringkali tidak konsisten.
Lalu bagaimana supaya bisa konsisten, apa yang perlu dilakukan?
Sebetulnya ketika anak mulai bisa komunikasi, usia 2 tahun ke atas. Kita bisa mulai melatih anak membuat kesepakatan bersama. Meskipun, mereka masih suka melanggar ketika sudah dibuat kesepakatan. Namun paling tidak, anak akan terbiasa dan mulai terlatih untuk mengenal konsep kesepakatan sejak dini. Di lain sisi, kita juga terlebih dahulu menjadi figur atau teladan yang baik bagi anak. Bisa dengan tidak menggunakan gawai di depan anak, atau hanya menggunakan pada waktu-waktu tertentu saja. Karna dalam otak anak, mereka masih belum bisa mencerna apakah orang tua menggunakan gawai untuk kepentingan kerja atau sekedar seperti halnya mereka menggunakan mainan.
Apa yang perlu disepakati?
- Hal yang perlu disepakati seperti hal nya waktu, dan hak anak yang orang tua perlu tahu. Seperti tidak boleh menghapus history kalau download sesuatu, bayar nggak bayar harus bilang sama orang tua, ini website yang boleh dilihat, kalau misal alatnya dua-duanya ingin menggunakan, kakak dan adik misalnya, itu bisa diatur waktu penggunaannya. Jadi selain menjadi figur ideal bagi anak, kita sebagai orang tua juga memiliki kuasa penuh terhadap anak. Sehingga kita harus menciptakan pola agar anak mau mematuhi peraturan yang kita buat, dengan tidak melupakan aspek "teladan" atau memberikan contoh yang baik terlebih dahulu pastinya.