Mengapa Opini 


Media massa baik cetak maupun online umumnya memiliki rubrik khusus opini. Dalam rubrik ini, terbuka peluang bagi siapa saja untuk menuangkan (baca: menguangkan) gagasan, argumentasi, dan diskusi tentang aneka masalah publik.

Dari sisi individu, tulisan yang dimuat di media massa akan memberikan kebanggaan bagi penulis dan lembaga tempat penulis bernaung. Tulisan tersebut menjadi bukti otentik atas daya intelektualitas sang penulis. Sebuah tulisan yang dipublikasi telah melewati serangkaian penyaringan untuk menyingkirkan belasan bahkan puluhan naskah lain.

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana bisa menjadi atau membuat tulisan yang mampu menembus meja redaksi dan ditasbihkan sebagai pengisi kolom opini.
Pepatah barat mengatakan opinions are like assholes, everybody’s got one. Ya benar, opini bak pantat, setiap orang punya. Jadi, untuk bisa menembus meja redaksi, tulisan kita seharusnya bukan sekedar opini. Anda harus menawarkan kebaruan, memperkaya perdebatan dengan argumentasi berbasis fakta dan data, dan tentu saja dengan daya analisa yang memadai.

Artikel opini berpotensi dibaca ribuan orang. Mempengaruhi pendapat khalayak, merubah pemahaman atau pendirian seseorang, hingga berimbas pada transformasi pengambilan kabijakan. Jadi rubrik opini adalah sarana tepat untuk ikut terlibat dalam perdebatan publik (misalnya bagaimana mengatasi problem polusi udara), menggugat konsensus (peran perempuan dalam dunia kerja) atau sekedar lontaran ide untuk memancing debat (misalnya manajemen pulau reklamasi). Opini adalah instrumen untuk memantik pola pokir, berbagi informasi, atau lontaran pertanyaan tentang perkara yang yang tengah happening. 

Menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang gampang dipahami dan gayeng adalah seni yang perlu dipelajari. Buku ini menawarkan berbagai kiat mudah agar anda dapat memahami langkah demi langkah mewujudkan gagasan menjadi naskah akhir yang layak menembus meja redaksi.



Komentar

Login untuk melihat komentar!