"Kenapa Ibu selalu bayarin hutang Ayah?"
"Karena dia ayahmu, Nak."
"Tapi, kenapa? Jawab Bu! Bukankah surga itu ada di telapak kaki Ibu? Ibu tidak perlu berbaik hati pada ayah yang jahat itu."
"Surgamu ad di telapak kaki Ibu, Nak. Tapi, Surga ibu ada di telapak kaki Ayahmu Harga diri seorang gadis itu terletak pada diri Ayahnya. Iman itu tidak diwarisi, Tapi dicari dan dibagi."
"Ibu, Bolehkan Rania tidak memeluk Ayah?"
"Tidak boleh. Salim Ayahmu, tanpa ayah kau tak lahir ke dunia."
Ucapan ibu tegas. Gurat tiada boleh dibantah terlihat jelas.
'Ah, Ibu. Kau benar-benar Bidadari di dunia nyata ini. Ah, Ayah! Bolehkah aku tidak memelukmu? Bukankah kau hanya cerminan harga diriku, bukan surgaku!"