Aku harus mengalami banyak sekali ujian hidup setelah Mama pergi dari rumah dan Papa menikah lagi. Aku masih gadis remaja tiga belas tahun waktu itu. Namun dipaksa dewasa dan harus memahami semua keadaan yang berubah 180°.
Semenjak menikah Papa berubah, Papa lebih sayang pada Tante Mery dibanding denganku. Aku sering di hajar dan dimarahi. Hingga aku patah hati pada cinta pertamaku itu. Sosok Papa yang baik dan penyayang berubah menjadi Papa kejam yang ringan tangan.
Setelah berpuluh tahun tak berjumpa, tanpa ada kabar berita, kerinduan itu terkadang masih menelusup manja. Membuatku ingin merasakan romansa bersama Papa. Mampukah aku mencairkan gunung es di hati kami berdua dan menyampaikan kerinduanku yang terpendam? Papa, masih bolehkah jika aku ingin memelukmu penuh cinta?
