Hidup itu seperti roda yang berputar, kadang berada di bawah, namun juga bisa berubah posisi di atas. Begitupula sebaliknya.
Saat kita berada di atas jangan merasa tinggi hati apalagi sampe meremehkan orang lain.
Saat berada di bawah janganlah merasa kecil hati, menyerah dan putus harapan.
***
"Eh Mbak Lala, kalo boleh tau, jualan kayak gitu pendapatannya berapa sih per hari?" Kembali Mbak Sita bertanya padaku.
"Hmm ... berapa ya .... " Aku berfikir sebentar, "Ya ... sekitar lima belas ribuan lah Mbak." jawabku malu-malu.
"Lima belas ribu?" Ya ampun ... uang segitu sih cuma bisa buat beli kangkung untuk makanan kelinciku Mbak, hihihi ...."
Mbak Sita tertawa kecil.
Mataku langsung membulat mendengar ucapannya yang meluncur begitu aja. Dadaku terasa sesak, hatiku seperti ditusuk oleh paku yang banyak tapi nggak berdarah. Sakit banget. Muka ini terasa panas menahan malu dan marah.
Aku tidak menyangka tetangga baruku yang tutur katanya lemah lembut ini bisa juga mengeluarkan kata-kata yang menusuk secara tiba-tiba.
***
Berulangkali tetanggaku, Mbak Sita si Miss Glowing itu menghina dan meremehkan aku.
'Tunggu saja kau Mbak Sita, tak selamanya kau akan berada di atas, suatu saat nanti kau akan merasakan hidup di bawah dan susah, bahkan lebih susah dari hidupku yang sekarang.'
Tanpa sadar aku yang merasa terdzolimi ini membatinkan doa itu.
Akankah doa itu menjadi kenyataan di kemudian hari?
-------xxxxx--------
Readers, karya ini terinspirasi dari kisah nyata yang dibumbui dengan fiksi. Nama dan tempat disamarkan. Mohon maaf jika ada kesamaan nama di cerita ini.
Yuk ikuti kisah Si Miss Glowing ini. Yang pastinya akan selalu seru dan penuh kejutan.
Tapi sebelum baca, saya mohon untuk subscribes, like, komen dan kasih bintang kejora eh bintang 5 ya Kak.
Tengkyuuu ....