Bergegas turun dari angkutan kota, Mala tersenyum semringah. Setelah beberapa bulan menikah, akhirnya seorang bayi hadir di dalam rumah tangganya.
Mala positif hamil.
Bergidik menatap gedung yang tampak gagah di mana suaminya mengais rezeki, langkah kakinya pun ikut bergetar hebat saat sosok yang dicarinya muncul di depan pintu utama. Sagi muncul dengan seragam biru. Namun, kedua kaki Mala terpaku di tempat saat mengetahui suaminya tak sendiri. Ada empat pria berjas lengkap dengan kacamata hitam mengapit di sana.
Langkah tergesa-gesa itu berakhir saat sebuah mobil mewah berhenti di depan lobi. Suaminya dipaksa masuk. Ya, Mala bisa melihat Sagi dipaksa masuk, bukan sukarela atau sukacita.
Sekejap, mobil itu melesat dan hilang dari pandangan, lenyap dari hidupnya.
Sejak hari itu, tak ada lagi 'aku dan kamu'. Hanya ada aku menunggumu ... menunggumu. Mala berharap penantian ini suatu saat akan berakhir.
