Novel ini dominan narasi ketimbang dialog, sengaja dibikin begitu. Karena eksplorasi full kehidupan rumah tangga pengemban dakwah berlatar pesantren. Demi menghindari mispersepsi dan framing negatif, aku perbanyak narasinya. Mungkin agak membosankan, tapi aku akan tetap menuliskannya agar tak ada stigma negatif tentang cerita pesantren.
*****
Musibah apa yang lebih menyedihkan bagi seorang wanita, daripada ditalak tepat setelah malam pertama? Kinara mengalaminya. Yang lebih menyakitkan, Kinara tidak tahu mengapa Gus Afnan yang terkenal sholih dan paham ilmu itu mentalaknya.
Haruskah ia mengejar cinta Gus Afnan agar kembali padanya?
***
Novel ini sudah terbit versi cetaknya, jika tertarik nge-keep, sila inbox aku ya 😍