Jangan dipikirkan. Sudah, abaikan saja."
"Nggak bisa gitu, Mas. Ada apa sebenarnya? Jika soal hutang, itu sudah biasa bukan? Jangankan Mbak Lastri. Banyak di luaran sana yang juga lari dari hutang. Tapi ... ia bahkan memfitnahku. Ibu juga tak mau mendengar. Dan kamu dengar sendiri di mini recorder itu. Ibu jauh lebih membelanya. Ini nggak wajar!" cecarku.
Mas Bram mendesah. Ia lalu meraih jemariku. Menggenggam lembut.
"Sudah. Tak perlu diperpanjang lagi. Foto-foto itu juga sudah dihapus. Masalah hutang, biar Mas yang ganti. Ikhlaskan saja biar lebih tenang, Dek," ujarnya.
Oh, mana bisa begitu?
Butuh tutorial beli koin? hub. Author yaa 081355010465