“Maaf ….” Isakku belum jua reda. Kejadian ini memukul telak. Menghancurkan semua yang kubangun dalam sekejap mata. Diri bagai gelas kaca yang dilemparkan ke tembok, hancur berkeping-keping. “Kenapa Mas tidak terus terang kalau memang mau menikah lagi … mungkin Aya akan ikhlas, persiapkan diri, dan … tidak akan sesakit ini.” “….”