Menghadapi kerasnya hidup di jalanan, Fitriana yang biasa dipanggil Fitri tak banyak tahu soal dirinya. Apa tujuan dia hidup pun tak tahu. Asalkan hari ini bisa mengisi perut sendiri dan perut anggota keluarganya, dia aman.
Jangankan salat, mengenal huruf Hijaiyah pun tidak. Namun Fitri yang tak pernah ada waktu memikirkan tentang Tuhan, hari ini dia disadarkan bahwa dirinya butuh Tuhan. Bagaimana perjalanan Fitri dalam menemukan siapa Tuhan-nya? Apakah keluarga yang selalu menuntut mengizinkannya untuk mencari Tuhan?