Iswari menginginkan keluarga yang utuh, ada ayah dan ibu. Namun, konflik rumah tangga membuat orangtuanya berpisah ketika usia Iswari 6 tahun. Dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis itulah dia kemudian tumbuh.
Iswari pernah tinggal bersama keluarga ayahnya. Dia merasakan rindu yang sangat mendalam pada ibunya. Meski orang-orang mengatakan hal buruk, kerinduan itu tak pernah padam. Apalagi ayahnya menghadirkan wanita lain yang kerap melakukan kekerasan padanya. Dia juga membedakan perlakuan dengan anak kandungnya dengan gender sebagai alasan.
Pengadilan akhirnya memutuskan hak asuh Iswari jatuh pada sang ibu. Sayangnya, dia pun hendak menikah lagi dengan pria yang sifatnya sangat dominan. Iswari merasa benci. Dia lebih suka ibunya menjanda daripada menikah untuk yang kedua kalinya.