Suara-suara netizen seolah-olah merupakan suara corong yang kapan saja bisa bersuara lantang. Dengan bentuk kalimat yang bernada konfrontasi dan provokasi seolah-olah mewakili betapa arus bawah seperti digiring pada situasi konflik yang kasat mata.
Seperti halnya ketika terjadi bencana banjir, seolah-olah ada pertempuran antara Anies Baswedan dan Tri Rismaharini dalam mencari panggung. Padahal fenomena provokasi meruapkan bentuk kezaliman yang tidak dibenarkan karena merusak kedamaian bumi perti