Nayla Fida, seorang penyiar radio Islam ternama di Jakarta, Radio Dakwah Muda Green FM, mulai gusar oleh jodoh di usianya yang kedua puluh lima tahun. Di tempat lain, ada Safir Ahmad yang masih ragu oleh rencana pernikahannya yang tinggal menghitung waktu. Keduanya bertemu di kopi darat sebuah komunitas ekonomi dan bisnis.
Safir berpikir realistis. Yang akan dinikahinya adalah Lola, dan bukan gadis berjilbab merah jambu itu, yang cuma ditemuinya sekali itu saja untuk kemudian menghilang. Sedangkan Nayla berpikir bahwa bagaimanapun ia harus ikhtiar. Ditelusurinya terus jejak Safir melalui apa pun, misal: facebook. Meski akhirnya ia tahu Safir sudah bertunangan.
Lalu, ketika rencana pernikahan semakin dekat, keduanya bertemu di sebuah Factory Outlet di Bandung. Pertemuan yang semakin menggoyahkan niat Safir untuk menikahi Lola. Apalagi kalau ingat kata Emir. Sebaiknya mencari istri yang salihah, minimal berjilbab. Lola tidak termasuk ke dalamnya.
Keduanya semakin dekat. Safir semakin tahu tentang gadis berjilbab itu, yang ternyata seorang penyiar radio yang kerap kali didengarnya. Begitu juga dengan Nayla. Sayang, tak ada satu pun yang berinisiatif untuk mewujudkan cinta mereka. Nayla tahu Safir sudah bertunangan. Safir pun sadar, waktu pernikahannya semakin dekat.
Masih adakah keajaiban untuk mereka?
