"Jangan minta pulang, ya, Ja. Kita akan lama tinggal di rumah Nini. Bisa jadi, ini mudik terakhir buat kita."
"Hah, apa Ma?" Aku sampai memajukan tubuhku. Memegang sandaran jok depan yang diduduki Mama, untuk mendengar kembali ucapan yang tadi keluar dari bibir ibuku itu.
"Ekhem, bukan apa-apa. Sudah, mendingan kalian tidur saja. Jangan berisik, biar Papa fokus mengendari mobil. Kamu juga Jar. Jangan terus main game, istirahat. Nanti gantian sama Papa bawa mobil."
"Iya, Mah." Kak Fajar menurut. Ia mematikan ponsel, lalu menyandarkan punggung. Bersiap untuk tidur.
Begitupun dengan Kak Pelangi. Dia sudah terlelap sejak kami berangkat. Dasar pelor.
Namun, aku? Masih memikirkan ucapan yang sempat terlontar dari bibir Mama tadi.
Mudik terakhir. Kata yang aku dengar.
Entah apa maksud Mama, tapi sepertinya itu sebuah kode yang mungkin akan terjadi.
Apa ... kami akan mengalami kecelakaan dan akhirnya meninggal dunia satu keluarga?
