Ketika akhirnya pertengkaran itu terhenti, Nada sadar bahwa kali ini tidak akan sama seperti pertikaian sebelumnya. Gala telah memakai jatah terakhirnya. Nada tahu ini adalah perpisahan yang sebenar-benarnya dengan lelaki yang telah menikahinya selama dua tahun.
Penyesalan selalu hadir terlambat. Kata maaf tak akan mengubah keadaan. Saat harapan itu hampir pupus, seseorang dari masa lalu justru muncul untuk melamar Nada. Popo datang bagai malaikat penyelamat. Nada hanya perlu melakukan urutannya, menerima lamaran Popo, menikah, bercerai, lalu kembali rujuk dengan Gala.
Semudah itu? Nyatanya tidak. Pernikahannya dengan Popo membuka mata Nada bagaimana indahnya dicintai dan dihargai. Nada jatuh cinta tepat saat Popo mengetahui niat awal yang perempuan itu sembunyikan. Popo memberinya pilihan.
Dalam kebimbangannya untuk rujuk atau meneruskan ikatan dengan Popo, Nada menemukan sebuah kehidupan telah menggantungkan harapan di rahimnya.
