Ibu Aminah bukanlah orang kaya, tapi hatinya bagaikan milyader, stok maafnya melimpa ruah. Ia selalu memaafkan meskipun sering tersakiti.
Beliau telah membesarkan anak-anaknya dengan bahasa cinta dan penuh kasih, tapi jika setelah dewasa dan menikah mereka berubah, itu di luar kuasanya sebagai hamba.
"Anak bisa menjadi sebaik-baik perhiasan dunia, Nang. Namun bisa juga seburuk-buruknya fitnah. Bersabar dan terus berdoa, soal hasil akhir itu ketentuan Allah. Kamu juga punya putra dan Putri, semoga cucu-cucu Umak jadi perhiasan dunia akhirat."
Seringkali kalimat indah itu yang meluncur dari perempuan berusia lebih setengah abad itu saat Fitri, Putri sulung nya mengeluhkan perbuatan Togar, anak lelaki keluarga itu yang telah menikahinya wanita yang tidak sekufu.