Bismillahirrahmanirrahiim
*Sinopsis*
Abidah seorang janda muda berusia 30 tahun. Ia harus menjanda di usia yang masih terbilang cukup muda, dengan membawa satu anak perempuan berusia empat tahun dari hasil pernikahannya.
Sebenarnya, Abidah seorang wanita berdarah Bima ini tidak menginginkan takdir menjadi seorang janda, namun ternyata ujian dalam berumah tangga yang dibangunnya kandas pada tahun kedua pernikahannya.
Di daerah pegunungan Bima, Nusa Tenggara Barat ia pun mengasuh sendiri putri semata wayangnya dari hasil pernikahan yang kandas itu.
Menjanda di kampung bukan perkara mudah. Tidak sedikit orang yang mencemooh dengan statusnya. Telinga kalau tidak kuat-kuat menjadi air, bakal terbakar setiap hari karena tetangga kampung yang tidak sepi untuk menggunjingnya.
Abidah pun akhirnya memutuskan untuk lebih sering mengurung dirinya di dalam rumah. Ia akan keluar rumah ketika ada keperluan yang benar-benar penting dan mendesak.
Di dalam rumah, Abidah menyibukkan dirinya mengurusi putrinya dan mengurus rumah. Kemudian untuk biaya kehidupan sehari-hari ia berjualan online dengan hanya sebagai dropsiper.
Hingga suatu hari di dunia maya tempat ia berselancar selama di rumah, ia bertemu dengan seorang laki-laki berdarah Jawa.
Lelaki ini kerap kali memberikan perhatian meski hanya melalui chat WA. Meski sempat dipungkiri rasa yang ada di hatinya. Bunga-bunga kebahagiaan di relung hati Abidah semakin merekah.
Hingga suatu hari akhirnya Burhan, lelaki berkulit sedikit gelap ini menyampaikan niatnya untuk melamar Abidah sebagai istrinya.
Keresahan dan kebimbangan Abidah pun membuatnya sulit berfikir jernih. Di satu sisi memang ia bahagia ada yang menawarkan bahu halal untuknya kelak.
Namun, di sisi lain siapkah ia menjadi madu dari istri pertama Burhan? Dan apakah istri Burhan menerima dengan kehadiran Abidah sebagai madunya?