Farid menggenggam lembaran surat yang ditulis Faisal Rahman untuk ayahnya yang telah lama meninggal dunia. Tangannya bergetar hebat, membaca torehan tinta hitam berisikan penyesalan teramat dalam dari seorang anak yang telah menyia-nyiakan ayahnya dimasa tuanya.
Didalam lembaran itu tertulis permohonan maaf, pengharapan dan doa diantara tumpukan dosa yang pernah ia lakukan pada orang yang sangat berjasa dalam hidupnya.