Berdasarkan kisah nyata.
Hei, yuk kenalan dengan si mungil imut ini. Ia bernama Humaidan.
Kalau ia ingin belajar mengaji, harus berjalan jauh sekali ke desa sebelah sampai kaki-kaki kecilnya pegal. Tapi, ia senang.
Pulangnya, sudah lewat Isya. Ia dan teman-temannya selalu membawa obor melintasi kegelapan alam. Obor yang dibuat dari blarak, atau pelepah pisang yang sudah kering. Satu-satunya penerangan yang bisa didapatkan di masa itu.
Walau saat itu fasilitas begitu terbatas. Tidak ada listrik, tidak ada lentera, tidak ada fasilitas modern namun Humaidan tetap ingin menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an. Ia berkeinginan untuk menghafal Al-Qur'an agar doanya bisa dikabulkan Allah.
Ia ingin agar satu doanya ini bisa segera dikabulkan Allah. Doa tentang apakah itu?