Jakaria masih berkuliah di Prodi Teknik Geologi ketika menikahi perempuan yang sangat disayanginya, seorang Sarjana Biologi bernama Nila R Fatimah. Pernikahan mereka adalah permintaan mamahnya Nila yang sedang berjuang melawan ganasnya kanker usus. Ibu Nunung merasa umurnya tidak lama lagi, beliau meminta Jakaria segera menikah dengan anaknya sebelum beliau meninggal.
Pernikahan mereka berlangsung tanpa dihadiri mamah dan adiknya Jakaria. Mereka tidak merestui Nila sebagai istri Jakaria. Haji Kuraesin, mamahnya Jakaria tidak merestui Nila karena beliau merasa Nila tidak sekufu secara ipoleksosbud dengan keluarganya. Bahkan beliau sudah menyiapkan calon buat Jakaria yaitu Lisa, anak salah seorang koleganya.
Setelah menikah, Jakaria dan Nila mencoba meyakinkan keluarga besar Jakaria bahwa tidak ada yang salah dengan pernikahan mereka karena mereka saling mencintai.
Badai sudah menerpa mereka dari awal menjalankan bahtera rumah tangga. Mulai dari restu mamah dan adiknya Jakaria, perjanjian kontrak kerja Nila dengan perusahaanya yang memberikan syarat bahwa Nila tidak boleh menikah selama setahun. Sehingga pernikaha mereka harus disembunyikan dari perusahaan. Nila dan Jakariapun membuat perjanjian untuk tidak melakukan hubungan suami istri sampai kontrak kerja selesai. Hal ini sangat memberatkan bagi Jakaria yang tiap hari melihat kecantikan luar dan dalam istrinya.
Ditinggal pergi selama-lamanya oleh orang-orang terkasih merupakan kesedihan yang mendalam bagi Jakaria dan Nila. Meninggalnya mamah Nila yang selama ini menjadi tempat mengadu, kemudian disusul papahnya Jakaria, salah seorang pendukung pernikahan mereka. Pernikahan Jakaria dan Nila seperti kehilangan arah setelah kepergian mereka.
Cobaan belum berakhir sampai di sana. Lisa, wanita yang didukung oleh Haji Kuraesin terus menerus menggoda Jakaria dan Ida, adik Jakaria terus meneror rumah tangga mereka. Walaupun demikian Jakaria dan Nila tetap bertahan dengan didasari rasa saling mencintai. Dan akhirnya mereka dikaruniai seorang anak bernama Hambali.
Suatu ketika Jakaria berada di luar negeri, ia mendapat kiriman video dari Ida melalui Whatsapp yang memperlihatkan Nila sedang memarahi Mamahnya, Haji Kuaresin. Hal ini membingungkan Jakaria karena antara percaya dan tidak percaya melihat video tersebut. Ia berpikir bagaimanapun juga Nila adalah wanita solehah yang tidak mungkin sejahat itu, tapi disisi lain dia juga tahu bahwa Ida dan Mamahnya orang yang sangat ia sayangi. Akhirnya karena rasa sayang terhadap Mamahnya, Jakaria menceraikan dan mengusir Nila dari rumahnya.
Nila heran dengan keputusan Jakaria, ia berpikir jalan pikiran Jakaria sangatlah sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk membela diri serta menjelaskan kejadian sebenarnya. Tapi dengan ketegaran hati, Nila pergi dari rumah dengan tidak membawa barang sedikitpun. Yang dia bawa adalah harta yang paling berharga bagi dirinya yaitu Hambali.