Ketika limpahan materi menjadi alasan bermain api.
"Bukan urusanmu, Dinda! Saya gak nyangka kamu segila ini, berani bermain api adengan suamiku," Kutarik handuk yang menutupi tubuhnya,
"...tak usah kamu tutupi, bukankah tadi dihadapan suamiku tak ada sehelai benangpun di antara kalian!"
Adreena adikku hanya berdiri mematung, kesetiaan Bang Radit ternyata hanya seujung kuku. Kupandangi pakaian yang berserakan di lantai. Kuambil dompet dan kunci mobil lalu memasukkan kedalam tas.
"Jangan kasar terhadap Dinda, Nay!" Bang Radit membentakku.
"Oh, tidak akan. Aku tidak sebodoh itu, Bang. Aku juga tidak akan merekam dengan ponselku, apa yang kulihat hari ini biarlah menjadi bukti dari runtuhnya kesetiaanmu. Delapan hari ditempat ini pasti menyenangkan, Selamat karena telah bersenang-senang, Bang." Aku berlalu
Tunggu saja, Bang.
Kejutan demi kejutan akan aku hadiahkan untukmu. Terima kasih sudah membangunkan sisi buas dalam diriku.
