"Jika kamu merasa tersiksa, bilanglah. Jangan takut memberitahuku. Kamu berhak bahagia. Di sini kamu laksana di penjara." Sandy.
"Ndak, Mas. Aku ndak akan pergi meninggalkanmu." Lintang.
Wanita itu tidak pernah mengeluh. Menerima takdirnya dengan lapang hati. Meski keberadaannya bagai lalat yang hinggap di sudut ruangan, rumah mengah milik keluarga bangsawan itu.
Keberadaannya hanya dimanfaatkan untuk merawat putra sulung yang lumpuh. Jika kelak suaminya sembuh, akankah Lintang masih dijadikan menantu di rumah itu?