Metta tidak menyangka bahwa kelemahan dan sifatnya yang selalu bergantung pada sang suami dalam setiap urusan justru dijadikan sebuah kesempatan bagi Bimo untuk berkhianat. Hal yang lebih menyakitkan, lelaki yang telah membersamainya selama bertahun-tahun itu berpaling untuk seorang wanita yang sangat dia kenal.
Bimo sendiri awalnya tak pernah merasa bersalah karena dukungan yang diberikan oleh keluarganya, terutama dua kakak perempuannya. Sementara ibunya lebih prihatin menghadapi masalah yang menimpa rumah tangga sang anak.
Saat akhirnya Metta memutuskan untuk lepas dari suaminya, di situlah perlahan-lahan Bimo mendapatkan karma atas perbuatan jahatnya di masa lalu terhadap istrinya.