"Wanita seperti kamu ini munafik, sudah pasti masuk Neraka. Bahkan halal di bunuh. Saya ini masih berniat mendidik kamu. kamu tahu?" dengan bernafsu sekali dia menonjok ku yang hanya merasakan sakit di wajah, mata dan kepala. Dia bahkan membenturkan kepalaku ke tembok dengan begitu kesal.
"Kamu itu sebatang kara, jauh dari keluarga, kalau saya tebas kepala kamu dan saya kubur dalam rumah siapa yang bakalan tahu! paham kamu?" ucapnya lagi.
Aku merasa justru sekarang ada di Neraka.