Status ekonomi membuat Asraf menerima kontrak kerja di kapal pesiar dengan gaji yang jauh sangat lumayan besar. Ia tidak memikirkan perasaan istrinya di tengah-tengah hamil muda. Padahal, Septi sudah bersi keras melarang agar Asraf membatalkan kontrak kerja itu. Dia tidak mau, esok kelak jika janin yang ada di dalam kandungannya menaruh benci karena ayahnya lebih memilih kerja daripada kehadirannya ke dunia ini.
Akankah Septi setia dan bersabar menghadapi semua cibiran tetangga? Terus bagaimana dengan Asraf. Apakah dia bisa bertahan kepada satu wanita selama lima belas tahun?